kebenaran adalah
Bismillahirrohmanirrohim..
Entah mengapa, aku ingin sekali menulis tentang apa itu kebenaran menurut yang aku fahami sekarang. Mungkin ini bisa jadi evaluasi beberapa tahun lagi apakah pendapatku masih seperti ini apa tidak. Hidup ini sungguh penuh liku-liku, kadang kita di sebelah kanan, kadang juga di kiri, kadang berada di atas, namun tak jarang di bawah. Hidup juga penuh dengan pilihan-pilihan. Sedari kecil kita sudah dihadapi dengan berbagai pilihan hidup hingga sekarang sudah banyak sekali kita memilih diantara pilihan-pilihan tersebut. Seperti kata bu Ririn dosen AI-ku saat belajar tentang searching. Hidup ini penuh problem, mulai dari bangun tidur kita dihadapkan dengan pilihan apakah mau terus bangun atau kembali tidur. Habis bangun mau makan atau mandi terlebih dahulu, dan sebagainya. Itulah hidup. Namun, diantara pilihan yang ada, ada yang dampaknya kecil, namun tak sedikit yang berdampak besar bagi hidup kita.
Problem yang paling penting menurutku sebagai umat muslim adalah masalah aqidah, karena inilah dakwah panjang yang dijalankan nabi dan rasul utusan Allah, yaitu mengajak kepada tauhid. Waktu kecil aku hanya belajar agama lewat madrasah di sore hari, karena waktu itu aku sekolah di sekolah umum. Waktu kecil yang sering diajarkan adalah masalah iman kepada Allah, lalu masalah seputar ibadah. Tidak pernah terdengar bahwa islam itu memiliki aliran atau kelompok-kelompok. Bahkan sampai SMA, aku tak mengenal itu semua, yang ku tahu ya Islam yang diberikan oleh orang tua dan guruku sejak kecil. Just Islam!!
Setelah masuk ke STTTelkom yang sekarang menjadi ITTelkom perlahan aku mulai sedikit kenal dengan adanya aliran, kelompok, manhaj atau apalah namanya. Cerita tentang diriku cukup sampai disini. Selanjutnya adalah aku ingin tegaskan kepada diriku bahwa jangan pernah berhenti mencari kebenaran dan kebaikan. Jika terdapat beberapa pilihan dimana hanya ada satu yang benar, maka jangan dulu sepenuhnya yakin bahwa yang kita pegang saat ini adalah benar sebelum kita membuktikan bahwa pilihan yang lain adalah salah. Dengarlah apa yang orang katakan, karena belum tentu kita lebih tahu dari mereka. Kalau kata salah seorang teman diskusiku, “Lihatlah kotak dari segala sisinya, jangan hanya dari mukanya saja” kurang lebih begitu katanya. Terkadang saya suka bertanya-tanya, kalau yang saya yakini ini benar, kenapa si fulan-yang notabene lebih mengerti tentang hal ini- tidak sependapat? Terutama dalam masalah agama, kalau masih ada ulama yang mempertentangkan sesuatu yang dianggap benar oleh segolongan yang lain, maka perlu dicari tahu mengapa bisa begitu? Sekali lagi terutama masalah aqidah, karena itu seharusnya tidak boleh berbeda, kecuali masalah syari’ah, begitu setauku. Apakah kebenaran itu? Apakah kebenaran hanya ditentukan dari niat? Apakah kebenaran ditentukan dari hasil? Ataukah dari proses? Atau itu telah dijelaskan dalam Qur’an dan Sunnah? Mengapa banyak ulama yang berpesan agar kembali kepada Qur’an dan Sunnah? Apakah karena sudah banyak tindakan yang melenceng dari ajaran tersebut? Mana yang lebih penting antara urusan ini atau urusan itu? Dan sebagainya.
Aku bukanlah orang yang banyak tahu tentang masalah agama, tapi setidaknya aku ingin memaksimalkan kerja otakku untuk berfikir dan berfikir, jangan sampai aku melakukan sesuatu tanpa dasar yang jelas (walaupun hal ini tak jarang kulakukan), karena apa yang harus ku jawab saat ditanya di hari akhir nanti. Tinggalkanlah yang ragu-ragu olehmu Said.
Terima kasih kuucapkan atas orang-orang yang selama ini mau membimbingku, memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada orang yang lemah dan bodoh ini.
Entah mengapa, aku ingin sekali menulis tentang apa itu kebenaran menurut yang aku fahami sekarang. Mungkin ini bisa jadi evaluasi beberapa tahun lagi apakah pendapatku masih seperti ini apa tidak. Hidup ini sungguh penuh liku-liku, kadang kita di sebelah kanan, kadang juga di kiri, kadang berada di atas, namun tak jarang di bawah. Hidup juga penuh dengan pilihan-pilihan. Sedari kecil kita sudah dihadapi dengan berbagai pilihan hidup hingga sekarang sudah banyak sekali kita memilih diantara pilihan-pilihan tersebut. Seperti kata bu Ririn dosen AI-ku saat belajar tentang searching. Hidup ini penuh problem, mulai dari bangun tidur kita dihadapkan dengan pilihan apakah mau terus bangun atau kembali tidur. Habis bangun mau makan atau mandi terlebih dahulu, dan sebagainya. Itulah hidup. Namun, diantara pilihan yang ada, ada yang dampaknya kecil, namun tak sedikit yang berdampak besar bagi hidup kita.
Problem yang paling penting menurutku sebagai umat muslim adalah masalah aqidah, karena inilah dakwah panjang yang dijalankan nabi dan rasul utusan Allah, yaitu mengajak kepada tauhid. Waktu kecil aku hanya belajar agama lewat madrasah di sore hari, karena waktu itu aku sekolah di sekolah umum. Waktu kecil yang sering diajarkan adalah masalah iman kepada Allah, lalu masalah seputar ibadah. Tidak pernah terdengar bahwa islam itu memiliki aliran atau kelompok-kelompok. Bahkan sampai SMA, aku tak mengenal itu semua, yang ku tahu ya Islam yang diberikan oleh orang tua dan guruku sejak kecil. Just Islam!!
Setelah masuk ke STTTelkom yang sekarang menjadi ITTelkom perlahan aku mulai sedikit kenal dengan adanya aliran, kelompok, manhaj atau apalah namanya. Cerita tentang diriku cukup sampai disini. Selanjutnya adalah aku ingin tegaskan kepada diriku bahwa jangan pernah berhenti mencari kebenaran dan kebaikan. Jika terdapat beberapa pilihan dimana hanya ada satu yang benar, maka jangan dulu sepenuhnya yakin bahwa yang kita pegang saat ini adalah benar sebelum kita membuktikan bahwa pilihan yang lain adalah salah. Dengarlah apa yang orang katakan, karena belum tentu kita lebih tahu dari mereka. Kalau kata salah seorang teman diskusiku, “Lihatlah kotak dari segala sisinya, jangan hanya dari mukanya saja” kurang lebih begitu katanya. Terkadang saya suka bertanya-tanya, kalau yang saya yakini ini benar, kenapa si fulan-yang notabene lebih mengerti tentang hal ini- tidak sependapat? Terutama dalam masalah agama, kalau masih ada ulama yang mempertentangkan sesuatu yang dianggap benar oleh segolongan yang lain, maka perlu dicari tahu mengapa bisa begitu? Sekali lagi terutama masalah aqidah, karena itu seharusnya tidak boleh berbeda, kecuali masalah syari’ah, begitu setauku. Apakah kebenaran itu? Apakah kebenaran hanya ditentukan dari niat? Apakah kebenaran ditentukan dari hasil? Ataukah dari proses? Atau itu telah dijelaskan dalam Qur’an dan Sunnah? Mengapa banyak ulama yang berpesan agar kembali kepada Qur’an dan Sunnah? Apakah karena sudah banyak tindakan yang melenceng dari ajaran tersebut? Mana yang lebih penting antara urusan ini atau urusan itu? Dan sebagainya.
Aku bukanlah orang yang banyak tahu tentang masalah agama, tapi setidaknya aku ingin memaksimalkan kerja otakku untuk berfikir dan berfikir, jangan sampai aku melakukan sesuatu tanpa dasar yang jelas (walaupun hal ini tak jarang kulakukan), karena apa yang harus ku jawab saat ditanya di hari akhir nanti. Tinggalkanlah yang ragu-ragu olehmu Said.
Terima kasih kuucapkan atas orang-orang yang selama ini mau membimbingku, memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada orang yang lemah dan bodoh ini.
0 comments:
Post a Comment