Bangga dan Bersyukur Jadi Orang Indonesia
Kali ini adalah cerita tentang bagaimana timbulnya perasaan bangga dan bersyukur sebagai orang Indonesia. Sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Indonesia, aku tak yakin apa aku pernah benar-benar merasa bangga jadi warga negara Indonesia dan tinggal di Indonesia, tapi tidak berarti otomatis selama itu merasa hina, bukan, hanya saja mungkin belum ada atau sudah lupa momen-momen yang membuat bangga itu. Apakah cerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan membuat bangga sebagai warga negara Indonesia, entahlah aku tak yakin. Dan selama itu pula, rasanya kurang sekali bersyukur karena menjadi orang Indonesia dan tinggal di sana. Anehnya perasaan itu baru benar-benar muncul setelah tinggal sementara di negeri orang, yang jauh berbeda baik letak, suasana, maupun budaya.
Memang betul kalau manusia memang suka lupa bersyukur atas banyak sekali nikmat yang ada sampai ia tak lagi merasakannya. Namun, pindah sebentar ke negeri orang tak serta merta memunculkan rasa bangga itu, ia baru muncul setelah bergaul dan berbagi cerita dengan saudara-saudara baru di sini. Kata orang negeri-negeri di Eropa itu indah, nyaman, canggih, teratur, dan berbagai pujian lainnya. Mungkin memang ia, keliatannya seperti itu, khusus di Amsterdam bisa terbilang indah bangunannya, nyaman suasananya, canggih fasilitas-fasilitasnya, teratur administrasinya, walaupun mungkin bukan yang paling, tapi setidaknya lebih dari Indonesia secara umum. Tapi jujur, aku tak terlalu memperhatikan hal-hal itu, entah kenapa tak terlalu menarik bagiku menikmati keindahan dan kecanggihan kota, lebih menarik dan lebih perlu adalah berjumpa saudara-saudara dan teman baru. Kalau untuk menikmati keindahan kota, aku mungkin bisa datang berjalan-jalan sebentar suatu saat nanti, seperti halnya orang-orang kaya yang liburan keliling Eropa haha, tapi bertemu dan bersahabat dengan saudara-saudara baru, tentu perlu waktu. Kenapa aku bilang bahwa berjumpa saudara-saudara baru itu lebih perlu? Ya, tentu saja selain punya teman baru, bisa saling membantu, dan yang paling penting, ini Eropa kawan, negara bebas, kalau tak pandai-pandai jaga iman bisa terpeleset kawan. Alasan terakhir ini yang paling penting, mendapatkan saudara-saudara yang sholeh merupakan salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan sebagai bentuk penjagaan atas diriku. Dan Alhamdulillah dengan berbagai cara yang unik, aku bertemu dengan banyak saudara-saudara yang sholeh di sini.
Hei, mana bagian bangganya? haha.. iya kepanjangan, ga sampai-sampai ke inti ceritanya. Bagian bangga dimulai ketika bercerita dengan saudara-saudara di sini, yang kebanyakan adalah warganegara Belanda, walau keturunan macam-macam. Mereka mengatakan lebih baik di Indonesia daripada di sini, dan menyarakankan agar aku tidak terus tinggal di sini. Mereka sendiri berkeinginan untuk tinggal di Indonesia. Aneh bukan? Ya, awalnya, tapi akhirnya aku sadar, mereka sangat mementingkan untuk menjaga iman dari pada sekedar keindahan dan kecanggihan semu di sini. Tinggal di sini sungguh tak mudah kawan, tak mudah untuk menjaga pandangan dan iman, tak mudah untuk selalu sholat di masjid kawan. Di musim panas ini kan kau dapati orang berbikini di tengah hari di pinggir jalan kawan, atau pakai rok mini berbelah dada naik sepeda kawan, bahkan berjemur seksi di bawah apartemen terpampang dari jendela kamarmu kawan, sungguh tak mudah jaga pandangan dan iman bukan. Pemandangan itu hadir tanpa kau usaha untuk mencarinya kawan, bahkan susah untuk kau hindari kalau naik sepeda karena bahaya kawan (ingat pilem Negeri 5 Menara). Masjid walaupun ada tapi tak sebanyak di Indonesia kawan, dan jangan kau harap dengar suara Adzan, kalau kau tak lihat jam, pasang alarm, foto jadwal sholat, kau kan terlambat kawan. Di kantor-kantor juga tak ada mushola apalagi masjid seperti di Indonesia, bayangkan kawan, perjuangan muslim di sini menjaga dan menegakkan agamanya kawan. Itulah mengapa mereka suka dengan Indonesia walau kata orang negaranya tak seindah, tak senyaman, tak secanggih, tak seteratur negara-negara di sini, tapi kau kan lebih mudah beribadah dan menjaga iman dan agamamu kawan. Jadi bersyukurlah, bersyukur karena tinggal di Indonesia, negara aman tenteram tidak dalam perang, beribadah mudah masjid di mana-mana, pemandangan dan fitnah tidak sekejam di sini.
Memang betul kalau manusia memang suka lupa bersyukur atas banyak sekali nikmat yang ada sampai ia tak lagi merasakannya. Namun, pindah sebentar ke negeri orang tak serta merta memunculkan rasa bangga itu, ia baru muncul setelah bergaul dan berbagi cerita dengan saudara-saudara baru di sini. Kata orang negeri-negeri di Eropa itu indah, nyaman, canggih, teratur, dan berbagai pujian lainnya. Mungkin memang ia, keliatannya seperti itu, khusus di Amsterdam bisa terbilang indah bangunannya, nyaman suasananya, canggih fasilitas-fasilitasnya, teratur administrasinya, walaupun mungkin bukan yang paling, tapi setidaknya lebih dari Indonesia secara umum. Tapi jujur, aku tak terlalu memperhatikan hal-hal itu, entah kenapa tak terlalu menarik bagiku menikmati keindahan dan kecanggihan kota, lebih menarik dan lebih perlu adalah berjumpa saudara-saudara dan teman baru. Kalau untuk menikmati keindahan kota, aku mungkin bisa datang berjalan-jalan sebentar suatu saat nanti, seperti halnya orang-orang kaya yang liburan keliling Eropa haha, tapi bertemu dan bersahabat dengan saudara-saudara baru, tentu perlu waktu. Kenapa aku bilang bahwa berjumpa saudara-saudara baru itu lebih perlu? Ya, tentu saja selain punya teman baru, bisa saling membantu, dan yang paling penting, ini Eropa kawan, negara bebas, kalau tak pandai-pandai jaga iman bisa terpeleset kawan. Alasan terakhir ini yang paling penting, mendapatkan saudara-saudara yang sholeh merupakan salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan sebagai bentuk penjagaan atas diriku. Dan Alhamdulillah dengan berbagai cara yang unik, aku bertemu dengan banyak saudara-saudara yang sholeh di sini.
Hei, mana bagian bangganya? haha.. iya kepanjangan, ga sampai-sampai ke inti ceritanya. Bagian bangga dimulai ketika bercerita dengan saudara-saudara di sini, yang kebanyakan adalah warganegara Belanda, walau keturunan macam-macam. Mereka mengatakan lebih baik di Indonesia daripada di sini, dan menyarakankan agar aku tidak terus tinggal di sini. Mereka sendiri berkeinginan untuk tinggal di Indonesia. Aneh bukan? Ya, awalnya, tapi akhirnya aku sadar, mereka sangat mementingkan untuk menjaga iman dari pada sekedar keindahan dan kecanggihan semu di sini. Tinggal di sini sungguh tak mudah kawan, tak mudah untuk menjaga pandangan dan iman, tak mudah untuk selalu sholat di masjid kawan. Di musim panas ini kan kau dapati orang berbikini di tengah hari di pinggir jalan kawan, atau pakai rok mini berbelah dada naik sepeda kawan, bahkan berjemur seksi di bawah apartemen terpampang dari jendela kamarmu kawan, sungguh tak mudah jaga pandangan dan iman bukan. Pemandangan itu hadir tanpa kau usaha untuk mencarinya kawan, bahkan susah untuk kau hindari kalau naik sepeda karena bahaya kawan (ingat pilem Negeri 5 Menara). Masjid walaupun ada tapi tak sebanyak di Indonesia kawan, dan jangan kau harap dengar suara Adzan, kalau kau tak lihat jam, pasang alarm, foto jadwal sholat, kau kan terlambat kawan. Di kantor-kantor juga tak ada mushola apalagi masjid seperti di Indonesia, bayangkan kawan, perjuangan muslim di sini menjaga dan menegakkan agamanya kawan. Itulah mengapa mereka suka dengan Indonesia walau kata orang negaranya tak seindah, tak senyaman, tak secanggih, tak seteratur negara-negara di sini, tapi kau kan lebih mudah beribadah dan menjaga iman dan agamamu kawan. Jadi bersyukurlah, bersyukur karena tinggal di Indonesia, negara aman tenteram tidak dalam perang, beribadah mudah masjid di mana-mana, pemandangan dan fitnah tidak sekejam di sini.
0 comments:
Post a Comment